Dua Bulan Warga Madiun Dibayangi Puting Beliung
Berita, Madiun, News, Utama 03.02
MADIUN - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Nuryanto menyatakan seluruh
wilayah Madiun rawan diterjang angin puting beliung di awal musim hujan
ini. ‘’Kami tidak bisa memetakan daerah yang rawan puting beliung. Yang
jelas potensinya di seluruh wilayah kecamatan,’’ kata dia, Senin, 28
Oktober 2013.
Jumlah kecamatan di Kabupaten Madiun ada 15, yaitu Dolopo, Dagangan, Geger, Kebonsari, Kare, Wungu, Jiwan, Madiun, Sawahan, Balerejo, Wonoasri, Pilangkenceng, Mejayan, Saradan, dan Gemarang. Menurut Nuryanto sesuai prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Juanda, potensi angin puting beliung itu bakal terus ada hingga November mendatang.
Karena itu, sejak dua pekan terakhir pihak BPBD mulai mengkoordinasikan potensi bencana alam itu ke beberapa pihak terkait. Di antaranya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan pihak kecamatan yang diminta untuk menggerakkan warga menebang pohon-pohon yang sudah tua di tepi jalan serta di sekitar permukiman. Dengan begitu, dampak akibat terjangan angin puting beliung diharapkan berkurang.
Dampak itu, misalnya, korban jiwa, luka-luka, atau kerusakan rumah warga. Hingga saat ini, BPBD mencatat ada dua warga yang mengalami luka-luka akibat hujan deras diiringi angin kencang. Mereka adalah Didik Ari Sulistyo, 21 tahun, dan Jefri Hertanto, 15 tahun, warga Desa Bantengan, Kecamatan Wungu.
Saat angin puting beliung menerjang desa setempat, Ahad kemarin, kakak beradik itu tertimpa bangunan rumah milik kedua orang tuanya, Slamet Riyadi dan Sriyanti.
Tidak hanya itu, angin kencang juga mengakibatkan 89 unit rumah dan kios pasar di Desa Bantengan, Mojopurno, Kelurahan Munggut rusak. Namun, kriterianya rusak sedang dan ringan. Dari kejadian tersebut, Nuryanto menyatakan nilai kerugian materinya mencapai Rp 90 juta. ‘’Kerugian yang paling banyak ada pada satu rumah yang roboh, nilainya Rp 25 juta,’’ ia menjelaskan.
Jumlah kecamatan di Kabupaten Madiun ada 15, yaitu Dolopo, Dagangan, Geger, Kebonsari, Kare, Wungu, Jiwan, Madiun, Sawahan, Balerejo, Wonoasri, Pilangkenceng, Mejayan, Saradan, dan Gemarang. Menurut Nuryanto sesuai prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Juanda, potensi angin puting beliung itu bakal terus ada hingga November mendatang.
Karena itu, sejak dua pekan terakhir pihak BPBD mulai mengkoordinasikan potensi bencana alam itu ke beberapa pihak terkait. Di antaranya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan pihak kecamatan yang diminta untuk menggerakkan warga menebang pohon-pohon yang sudah tua di tepi jalan serta di sekitar permukiman. Dengan begitu, dampak akibat terjangan angin puting beliung diharapkan berkurang.
Dampak itu, misalnya, korban jiwa, luka-luka, atau kerusakan rumah warga. Hingga saat ini, BPBD mencatat ada dua warga yang mengalami luka-luka akibat hujan deras diiringi angin kencang. Mereka adalah Didik Ari Sulistyo, 21 tahun, dan Jefri Hertanto, 15 tahun, warga Desa Bantengan, Kecamatan Wungu.
Saat angin puting beliung menerjang desa setempat, Ahad kemarin, kakak beradik itu tertimpa bangunan rumah milik kedua orang tuanya, Slamet Riyadi dan Sriyanti.
Tidak hanya itu, angin kencang juga mengakibatkan 89 unit rumah dan kios pasar di Desa Bantengan, Mojopurno, Kelurahan Munggut rusak. Namun, kriterianya rusak sedang dan ringan. Dari kejadian tersebut, Nuryanto menyatakan nilai kerugian materinya mencapai Rp 90 juta. ‘’Kerugian yang paling banyak ada pada satu rumah yang roboh, nilainya Rp 25 juta,’’ ia menjelaskan.
Sumber: Tempo.co
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :