Peserta Pilkada Setengah Lusin
Madiun, News, Pilkada, Pilwali, Utama 02.06
MADIUN – Hajatan
Pilkada Kota Madiun hampir pasti diikuti enam pasang calon wali kota
(cawali) dan calon wakil wali kota (cawawali). Peserta pilkada yang
genap setengah lusin itu menyusul empat pasangan mendaftar nyaris
bersamaan di hari terakhir, kemarin (19/5). Sehari sebelumnya, pasangan
Mochid Soetono-Karni (Murni) dan pasangan incumbent Bambang
Irianto-Sugeng Rismiyanto (Ba-Ris) lebih dulu mendaftar.
Pasangan Achmad Zainudin Iskan-Kus
Hendrawan yang kali pertama datang di KPUD Kota Madiun, kemarin.
Pasangan yang menamakan Awan 19 itu melakukan show of force dengan
dukungan 1.200 massa saat mendaftar. Sebelum ke KPUD, Zainudin Iskan
yang tidak lain adik kandung Menteri BUMN Dahlan Iskan, ini naik becak
dari kediamannya di Perumahan Manisrejo I diikuti rombongan warga di
atas kereta kelinci. Sedangkan Kus Hendrawan yang berangkat terpisah
akhirnya bertemu rombongan Zainudin di depan Pasar Besar Madiun (PBM).
Pasangan dari jalur independen yang menamakan diri Awan 19 itu sempat
menyapa pedagang di lantai I dan II.
Pasangan Sutopo-Anie Carera (Top-Care)
datang ke kantor KPUD Kota Madiun di Jalan Mobilisasi Pelajar dengan
naik kereta kuda. Pasangan yang diusung Partai Hanura, PDP, dan PDS, itu
berada di bendi berbeda saat berangkat dari kantor DPC Partai Hanura.
Pun, antrean di kantor KPUD sempat
terjadi ketika pasangan Parji–Inda Raya yang diusung PDIP, Partai
Gerindra, PKNU, dan parpol nonparlemen mendaftar nyaris bersamaan dengan
pasangan Arief Purwanto-Hari Sutji Kusumedi, calon usungan Partai
Golkar dan PKS. Pasangan Pa-Ri (Parji–Inda Raya) dating mendaftar
sekitar pukul 15.40. Sedangkan, pasangan AH (Arief-Hari Sutji),
mendaftar lima menit berselang. Karena batas waktu pendaftaran paling
lambat pukul 16.00, pasangan AH dinyatakan tetap sah dan dilayani.
Ketua KPUD Kota Madiun Sasongko
menyatakan, enam pasangan bakal calon (bacalon) wali kota danb wawali
dinyatakan sah pendaftarannya. Syarat mutlak pencalonan sudah dipenuhi.
Di antaranya, berkas dukungan bagi calon perseorangan yang sudah
dinyatakan memenuhi syarat oleh KPUD. Sedangkan, pendaftar dari gabungan
partai politik dapat menunujukkan surat pencalonan yang diteken
pimpinan parpol.
‘’Kalau tidak dipenuhi, ya tidak bisa
mendaftar. Syarat dari gabungan parpol dibuktikan surat pencalonan dari
DPC atau DPD tingkat dua,’’ tegas Sasongko, tadi malam (19/5). ‘’Kami
checklist ada atau tidak berkas administrasi yang wajib diserahkan, jadi
tidak langsung menentukan tidak memenuhi syarat (TMS) dan memenuhi
syarat (MS),’’ imbuh Sasongko.
Dijelaskan, keenam berkas administrasi
bakal pasangan calon sesuai jadwal akan dilakukan verifikasi
administrasi dan faktual pada 20 Mei hingga 9 Juni mendatang.
Masing-masing pendaftar diberi kesempatan melakukan perbaikan berkas
pada 10 hingga 16 Juni. Dari hasil checklist kemarin, kelengkapan
administrasi semua bakal pasangan calon didapati belum lengkap.
Di antaranya, tidak melengkapi soft
copy, surat keterangan tidak punya tanggungan utang, dan surat
keterangan tidak sedang dinyatakan pailit. Selain itu, belum menyerahkan
naskah visi misi dan program, termasuk LKHPN (laporan harta kekayaan
penyelenggara negara). ‘’Dari checklist, masing-masing bakal pasangan
calon tahu kekurangannya dan di masa perbaikan harus dibenahi,’’
tegasnya.
Sasongko menambahkan, jumlah bakal
pasangan calon yang mendaftar di KPUD Kota Madiun lebih banyak ketimbang
pilkada 2008. Saat itu, terdapat lima pasangan calon. Pun, wajah-wajah
lama masih ikut berkiprah di pilkada tahun ini. Di antaranya, pasangan
incumbent Bambang Irianto-Sugeng Rismiyanto (Ba-Ris), Hari Sutji
Kusumedi (bacalon wawali Golkar-PKS), dan Kus Hendrawan (bakal pasangan
calon wawali Awan 19).
Sementara itu, masing-masing pasangan
punya target perolehan suara tinggi kendati pilkada diikuti enam
peserta. Zainudin Iskan, misalnya, optimistis mampu meraup 60 persen
suara pemilih. Dia menyebut pencalonan Awan 19 berangkat dari koalisi
rakyat hingga diyakini mendapat dukungan kuat masyarakat.
‘’Mudah-mudahan kami dapat memenangi Pilkada ini dengan mutlak,’’
tegasnya.
Sutopo, cawawali yang menggandeng Anie
Carera, artis yang terkenal di dekade 1990-an, memilih target perolehan
40 suara lantaran berusaha realistis karena hajatan pilkada di ikuti
enam pasangan calon. Sedangkan Parji menyatakan berupaya mendapat suara
di atas 50 persen. ‘’Saya sangat sreg bersama Mbak Inda Raya, dalam arti
kami berdua orang muda ada semangat perubahan baru dan mewakili
gender,’’ tegasnya.
Satu Jam, Golkar Ganti Rekom
TAHAPAN pendaftaran bakal pasangan calon peserta Pilkada Kota Madiun memunculkan sejumlah cerita menarik. Yakni, kejutan pencalonan Zainudin Iskan, adik kandung Menteri BUMN Dahlan Iskan, dari jalur independen. Disusul ikut majunya artis dekade 90-an Anie Carera, mendampingi cawawli Sutopo.
TAHAPAN pendaftaran bakal pasangan calon peserta Pilkada Kota Madiun memunculkan sejumlah cerita menarik. Yakni, kejutan pencalonan Zainudin Iskan, adik kandung Menteri BUMN Dahlan Iskan, dari jalur independen. Disusul ikut majunya artis dekade 90-an Anie Carera, mendampingi cawawli Sutopo.
Paling mengejutkan, ketika Partai Golkar
mendadak mencabut rekomendasi kepada Parji yang resmi diusung koalisi
PDIP, Partai Gerindra, PKNU, dan partai nonparlemen. Golkar malah
menjatuhkan pilihan ke pasangan Arief Purwanto-Hari Sutji Kusumedi dan
berkoalisi dengan PKS.
Usut punya usut, Golkar kecewa karena Parji dinilai mengingkari komitmen.
Ketua DPD Partai Golkar Agus Hariyadi mengaku gerah dengan situasi menjelang pendaftaran bakal pasangan calon ke KPUD Kota Madiun. Golkar pagi sekitar pukul 10.00 mengambil formulir dan pukul 15.45 langsung menyerahkan kembali sekaligus mendaftarkan pasangan Arief Purwanto-Hari Sutji Kusumedi. ‘’Di hadapan Pak Kokok Raya (Ketua DPC PDIP), saya bilang ke Pak Parji, sampeyan sudah menolak Golkar dan mengingkari komitmen,’’ terang Agus, kemarin (19/5).
Ketua DPD Partai Golkar Agus Hariyadi mengaku gerah dengan situasi menjelang pendaftaran bakal pasangan calon ke KPUD Kota Madiun. Golkar pagi sekitar pukul 10.00 mengambil formulir dan pukul 15.45 langsung menyerahkan kembali sekaligus mendaftarkan pasangan Arief Purwanto-Hari Sutji Kusumedi. ‘’Di hadapan Pak Kokok Raya (Ketua DPC PDIP), saya bilang ke Pak Parji, sampeyan sudah menolak Golkar dan mengingkari komitmen,’’ terang Agus, kemarin (19/5).
Dia menjelaskan, pertemuan dengan Kokok
Raya dan Parji itu dilakukan setelah PDIP membacakan rekomendasi di
kantor DPC Jalan DI Panjaitan, Kota Madiun. Agus mengaku sempat
ditelepon Parji, Sabtu (18/5) sekitar pukul 14.00, agar datang ke kantor
DPC PDIP. ‘’Saya datang karena yang meminta bakal calon wali kota dari
Golkar. Di sana Pak Parji bilang sudah terikat dengan PDIP,’’ jelasnya.
Agus langsung balik bertanya soal
komitmen yang diteken Parji sehari sebelumnya. Pada Jumat (17/5), DPP
Partai Golkar sudah resmi memberikan rekomendasi ke Parji sebagai bakal
calon wali kota. Ada klausul yang ditolak oleh Parji. ‘’Klausul itu
calon yang direkomendasi dari Golkar adalah calon dari Golkar dan Pak
Parji minta dihapus. Kalau saya bahasa-nya ya dia tidak memunuhi
komitmen,’’ jelasnya.
Agus waktu itu langsung menelepon Sekjen
DPP Partai Golkar Idrus Marham untuk melapor bahwa Parji sudah menolak
rekomendasi. Ke Idrus Marham, Agus meminta meminta waktu satu jam untuk
mengubah rekom. DPD Partai Golkar Kota Madiun menyiapkan pengganti yang
bakal dimintakan rekomendasi ke DPP. ‘’Saya diberi kesempatan, karena
Golkar ditolak itu menyentuh harga diri partai. Saya sampaikan ke Pak
Kokok Raya tidak berkoalisi dengan PDIP,’’ tegasnya.
Hanya dalam waktu satu jam, ditemukan
formasi ideal. Yakni, pasangan Arief Purwanto -Hari Sutji Kusumedi.
Arief merupakan sekretaris DPD Partai Golkar dan dianggap kader terbaik
yang layak maju di pilkada. Sedangkan Hari Sutji adalah Ketua DPD PKS
dan Wakil Ketua Fraksi Demokrat Bersatu di DPRD Kota Madiun. ‘’Saya
sampaikan ke pusat koalisi dengan PKS, tidak ada transaksional uang sama
sekali. DPP menyetujui serta merekom Arief-Hari Sutji,’’ jelasnya.
Di tempat terpisah, Parji meluruskan
bahwa dirinya bukan tidak mau memegang kesepakatan yang sudah ditekennya
dengan Partai Golkar. Komitmen yang disodorkan Golkar itu terdapat
catatan. Karena dalam Pilkada itu cawawali sepaket dengan wakil wali
kota makanya dia perlu membicarakan dengan Inda Raya yang sama-sama
direkom PDIP. ‘’Permintaan Golkar berat, padahal saya direkom PDIP,’’
tegasnya.
Parji menegaskan, Golkar juga belum
menunjukkan rekom hitam di atas putih. Berbeda dengan PDIP yang
menunjukkan langsung rekom yang diteken Ketua DPP Mindo Sianipar dan
Sekjen Tjahjo Kumolo. ‘’Perlu dicatat rekom dari Golkar belum ada hitam
di atas putih,’’ tegasnya.
Sumber: Radarmadiun.info
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :