Kerajinan Karya Warga Binaan Lapas Madiun
Kerajinan, Madiun, News, Utama 17.08
Tembok penjara Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun rupanya tidak hanya menjadi "kuburan" sementara bagi penghuninya. Tembok setinggi empat meter dan berjeruji itu justru mampu melahirkan kreatifitas mereka.
Madiun, Kabarindo- Meski berada di balik tembok tinggi dan penjagaan ketat dari petugas, namun tidak menghalangi para warga binaan di Lapas Kelas I Madiun untuk menunjukkan bakat dan kreatifitasnya. Terbukti, mereka mempunyai setumpuk kegiatan. Mulai olahraga hingga kesenian termasuk kerajinan tangan. Khusus kerajinan, hasil karya warga binaan dikagumi banyak orang.
Beberapa hasil karya yang dihasilkan para warga binaan bahkan bisa dijual dan menghasilkan uang. Mereka dilatih berbagai keterampilan, mulai membuat kerajinan tangan seperti keset, tas plastik, cindera mata, bengkel, mebelair dan industri paving blok. Kerajinan hasil karya warga binaan ini sudah mampu menembus pangsa pasar di luar Madiun.
Kelapa Lapas Kelas I Madiun, Djoni Priyatno mengatakan, pihaknya sengaja memberikan pelajaran ketrampilan kepada para warga binaan dengan maksud agar mereka mempunyai bekal yang bisa dikembangkan manakala keluar dari Lapas. Selain itu, dengan mempunyai keterampilan diharapkan para mantan warga binaan tidak kembali melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
"Dengan diajari keterampilan, mudah-mudahan setelah keluar dari Lapas akan menjadi bekal yang berharga. Selain itu, dengan ketrampilan yang diperoleh di Lapas, ketika mereka keluar bisa dikembangkan dan menjadikan ketrampilan ini modal awal untuk menghasilkan uang," katanya kepada Kabarindo.
Menurutnya, selain mengajarkan berbagai ketrampilan kerajinan tangan, pihaknya juga memperlakukan warga binaan dengan sentuhan kemanusian. Pihaknya bertekad meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat terpidana dan keluarga dengan memberikan layanan pembinaan dan perawatan penuh dengan keramahan serta memperhatikan hak asasi manusia (HAM) sebagai warga binaan pemasyarakatan.
"Secara rutin, kami memberikan pembinaan kepada para warga binaan dan memberikan layanan terkait hak-hak mereka. Diantaranya, pendidikan dan bekal kemasyarakatan serta perawatan jasmani dan rohani termasuk penyediaan makanan, kebutuhan sehari-hari yang layak. Layanan kesehatan termasu terhadap ketergantungan nafza dan TB serta bimbingan spiritual," imbuh Djoni.
Bukan hanya bisa menembus pangsa pasar luar Madiun, kerajinan hasil karya warga binaan Lapas Kelas I Madiun ini juga membuat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Patrialis Akbar yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Lapas ini terkagum-kagum. Bahkan, sejumlah warga binaan memberikan sejumlah karyanya kepada Menkumham dan rombongan sebagai cindera mata.
Berdasarkan data terbaru, Lapas Kelas I Madiun dihuni sebanyak 928 warga binaan, terdiri dari warga binaan kasus kriminal biasa dan kasus narkoba. 21 diantaranya merupakan warga binaan perempuan. Lapas Kelas I Madiun memiliki 12 blok dengan 90 kamar. Berbagai fasilitas olah raga, kesehatan, tempat ibadah dan fasilitas lainnya juga tersedia.
Madiun, Kabarindo- Meski berada di balik tembok tinggi dan penjagaan ketat dari petugas, namun tidak menghalangi para warga binaan di Lapas Kelas I Madiun untuk menunjukkan bakat dan kreatifitasnya. Terbukti, mereka mempunyai setumpuk kegiatan. Mulai olahraga hingga kesenian termasuk kerajinan tangan. Khusus kerajinan, hasil karya warga binaan dikagumi banyak orang.
Beberapa hasil karya yang dihasilkan para warga binaan bahkan bisa dijual dan menghasilkan uang. Mereka dilatih berbagai keterampilan, mulai membuat kerajinan tangan seperti keset, tas plastik, cindera mata, bengkel, mebelair dan industri paving blok. Kerajinan hasil karya warga binaan ini sudah mampu menembus pangsa pasar di luar Madiun.
Kelapa Lapas Kelas I Madiun, Djoni Priyatno mengatakan, pihaknya sengaja memberikan pelajaran ketrampilan kepada para warga binaan dengan maksud agar mereka mempunyai bekal yang bisa dikembangkan manakala keluar dari Lapas. Selain itu, dengan mempunyai keterampilan diharapkan para mantan warga binaan tidak kembali melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
"Dengan diajari keterampilan, mudah-mudahan setelah keluar dari Lapas akan menjadi bekal yang berharga. Selain itu, dengan ketrampilan yang diperoleh di Lapas, ketika mereka keluar bisa dikembangkan dan menjadikan ketrampilan ini modal awal untuk menghasilkan uang," katanya kepada Kabarindo.
Menurutnya, selain mengajarkan berbagai ketrampilan kerajinan tangan, pihaknya juga memperlakukan warga binaan dengan sentuhan kemanusian. Pihaknya bertekad meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat terpidana dan keluarga dengan memberikan layanan pembinaan dan perawatan penuh dengan keramahan serta memperhatikan hak asasi manusia (HAM) sebagai warga binaan pemasyarakatan.
"Secara rutin, kami memberikan pembinaan kepada para warga binaan dan memberikan layanan terkait hak-hak mereka. Diantaranya, pendidikan dan bekal kemasyarakatan serta perawatan jasmani dan rohani termasuk penyediaan makanan, kebutuhan sehari-hari yang layak. Layanan kesehatan termasu terhadap ketergantungan nafza dan TB serta bimbingan spiritual," imbuh Djoni.
Bukan hanya bisa menembus pangsa pasar luar Madiun, kerajinan hasil karya warga binaan Lapas Kelas I Madiun ini juga membuat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Patrialis Akbar yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Lapas ini terkagum-kagum. Bahkan, sejumlah warga binaan memberikan sejumlah karyanya kepada Menkumham dan rombongan sebagai cindera mata.
Berdasarkan data terbaru, Lapas Kelas I Madiun dihuni sebanyak 928 warga binaan, terdiri dari warga binaan kasus kriminal biasa dan kasus narkoba. 21 diantaranya merupakan warga binaan perempuan. Lapas Kelas I Madiun memiliki 12 blok dengan 90 kamar. Berbagai fasilitas olah raga, kesehatan, tempat ibadah dan fasilitas lainnya juga tersedia.
Ramah dan Bernuansa HAM....Semoga Terus Dipertahankan..!!!
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :