Ditanya Mundur, Nuh No Comment

MADIUN – Mendikbud Mohammad Nuh tampaknya demam dengan pertanyaan soal desakan mundur dari jabatannya sebagai buntut masalah yang muncul dalam Unas beberapa waktu lalu. Buktinya, dalam sesi tanya jawab usai meresmikan Politeknik Negeri Madiun (PNM), dia ogah menjawab alias no comment atas pertanyaan salah seorang wartawan televisi nasional. ‘’Saya nggak mau jawab yang begitu,’’ katanya singkat, kemarin (11/5).
Padahal sebelumnya, berbagai pertanyaan dia jawab dengan lancar. Misalnya terkait proses investigasi berbagai masalah yang muncul saat Unas. Termasuk, menjawab pertanyaan perubahan kurikulum, hingga sertifikasi guru.
Kepada wartawan, menteri kelahiran Surabaya, 17 Juni 1959 itu menjelaskan, hasil investigasi pelaksanaan Unas yang tidak serentak serta penundaan jadwal di beberapa provinsi, akan disampaikan ke pubtik Senin (13/5) besok. Dari hasil investigasi tersebut, lanjut Nuh, ada tiga wilayah yang melakukan pelanggaran. Yakni wilayah lelang atau pengadaan, pelaksanaan dan percetakan. Hanya, dari tiga masalah itu, masalah pelaksanaan adalah temuan yang paling siap dipublikasikan. ‘’Yang lainnya masih butuh mempertajam data. Penyebabnya apa dan kenapa, itu masih butuh waktu,’’ tuturnya.
Tapi, Nuh dua hasil investigas soal pengadaan atau pelelangan dan percetakan naskah Unas dapat diselesaikan dalam waktu dekat. Termasuk, mencari solusi sehingga kendala teknis Unas itu tak terulang tahun depan. Bagaimana dengan sanksi? Mendikbud menegaskan jika hasil investigasi ditemukan kelalaian dan kekeliruan, pihaknya akan menindak pelaku baik perorangan maupun secara kelembagaan. ‘’Ya tentu ada sanksi bagi mereka yang lalai,’’ tandas Nuh.
Soal jenis sanksi, dia menyebut bervariasi. Mulai yang paling ringan, peringatan, sanksi tertulis hingga pemberhentian. Sayang, menteri berusia 53 tahun itu tidak merinci temuan pelanggaran saat pelaksanaan Unas April lalu. ‘’Nanti dilihat seperti apa kasusnya dan semua akan kami sampaikan ke publik,’’ tegasnya.
Punya PTN, Masyarakat Kian Percaya Diri
TAHUN 2030, Indonesia ditargetkan pertumbuhan ekonominya menyusul Amerika, China dan India. Tapi, mewujudkan target itu, dibutuhkan sedikitnya 130 juta tenaga terampil yang salah satunya lahir dari gemblengan akademisi di lingkup politeknik. Itu melatarbelakangi Kemendikbud intens melakukan ‘distribusi’ perguruan tinggi unggul di daerah-daerah. Salah satunya, penegerian Politeknik Madiun terhitung sejak 30 Oktober 2012 lalu.
Mendikbud Mohammad Nuh usai peresmian Politeknik Negeri Madiun menjelaskan, selama ini pusat unggulan pendidikan di Jawa Timur hanya Malang dan Surabaya. ‘’Ke depan daerah juga harus bisa menelurkan mahasiswa berkualitas,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Madiun.
Nuh menambahkan, Politeknik Negeri Madiun adalah satu di antara tiga poltek negeri yang berlokasi di daerah pinggiran Jawa Timur. Sebelumnya, Kemendikbud meresmikan Politeknik Negeri di Banyuwangi dan Sampang. Hingga kini, tercatat ada 32 politeknik negeri di Indonesia. ‘’Tidak hanya mahasiswanya, kualitas dosen juga harus ditingkatkan,’’ tambahnya.
Mantan rektor ITS itu menuturkan, lulusan yang akan meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi kini tidak perlu harus ke kota besar seperti Malang, Surabaya, Jogjakarta, Solo dan Jakarta. ‘’Sekarang kan akses mendapatkan pendidikan berkualitas jadi lebih mudah, tidak harus keluar Madiun,’’ katanya. Menurutnya, penegerian poltek juga menambah rasa percaya diri atau self confidence terhadap mahasiswa serta masyarakat.
Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM) Budi Tjahjono menjelaskan, distribusi perguruan tinggi berkualitas di daerah dapat dimaksimalkan dengan memperluas kerjasama antarlembaga. Misalnya, dengan sejumlah BUMN di Madiun dan sekitarnya. ‘’Kami siap menjadi lembaga pendidikan research center. Kami akan berkoordinasi dengan perusahan, sekaligus menanyakan apa yang mereka butuhkan,’’ paparnya.
Selanjutnya, mantan Direktur Politeknik Negeri Malang itu akan mengkaji kurikulum. Bukan tidak mungkin, lanjutnya, akan dilakukan perubahan menyesuaikan kebutuhan pasar sekaligus upaya peningkatan kualitas SDM. ‘’Dosen mereka juga harus mampu mengikuti situasi, harus berkompeten,’’ tambahnya.
Salah satu langkahnya, mengikutsertakan dosen dalam berbagai program pelatihan untuk menunjang kemampuan mereka. ‘’Jangan lama-lama, dosen-dosen berkualitas harus segera disiapkan,’’ tegasnya. 


Sumber: Radarmadiun.info
 

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Lintas_Daerah pada 01.19. dan Dikategorikan pada , , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

PENGUNJUNG ONLINE

2010 Lintas Madiun. All Rights Reserved. - Designed by Lintas Madiun