Ditanya Mundur, Nuh No Comment
Madiun, News, Politik 01.19
MADIUN – Mendikbud Mohammad Nuh
tampaknya demam dengan pertanyaan soal desakan mundur dari jabatannya
sebagai buntut masalah yang muncul dalam Unas beberapa waktu lalu.
Buktinya, dalam sesi tanya jawab usai meresmikan Politeknik Negeri
Madiun (PNM), dia ogah menjawab alias no comment atas pertanyaan salah
seorang wartawan televisi nasional. ‘’Saya nggak mau jawab yang
begitu,’’ katanya singkat, kemarin (11/5).
Padahal sebelumnya, berbagai pertanyaan
dia jawab dengan lancar. Misalnya terkait proses investigasi berbagai
masalah yang muncul saat Unas. Termasuk, menjawab pertanyaan perubahan
kurikulum, hingga sertifikasi guru.
Kepada wartawan, menteri kelahiran
Surabaya, 17 Juni 1959 itu menjelaskan, hasil investigasi pelaksanaan
Unas yang tidak serentak serta penundaan jadwal di beberapa provinsi,
akan disampaikan ke pubtik Senin (13/5) besok. Dari hasil investigasi
tersebut, lanjut Nuh, ada tiga wilayah yang melakukan pelanggaran. Yakni
wilayah lelang atau pengadaan, pelaksanaan dan percetakan. Hanya, dari
tiga masalah itu, masalah pelaksanaan adalah temuan yang paling siap
dipublikasikan. ‘’Yang lainnya masih butuh mempertajam data. Penyebabnya
apa dan kenapa, itu masih butuh waktu,’’ tuturnya.
Tapi, Nuh dua hasil investigas soal
pengadaan atau pelelangan dan percetakan naskah Unas dapat diselesaikan
dalam waktu dekat. Termasuk, mencari solusi sehingga kendala teknis Unas
itu tak terulang tahun depan. Bagaimana dengan sanksi? Mendikbud
menegaskan jika hasil investigasi ditemukan kelalaian dan kekeliruan,
pihaknya akan menindak pelaku baik perorangan maupun secara kelembagaan.
‘’Ya tentu ada sanksi bagi mereka yang lalai,’’ tandas Nuh.
Soal jenis sanksi, dia menyebut
bervariasi. Mulai yang paling ringan, peringatan, sanksi tertulis hingga
pemberhentian. Sayang, menteri berusia 53 tahun itu tidak merinci
temuan pelanggaran saat pelaksanaan Unas April lalu. ‘’Nanti dilihat
seperti apa kasusnya dan semua akan kami sampaikan ke publik,’’
tegasnya.
Punya PTN, Masyarakat Kian Percaya Diri
TAHUN 2030, Indonesia ditargetkan pertumbuhan ekonominya menyusul Amerika, China dan India. Tapi, mewujudkan target itu, dibutuhkan sedikitnya 130 juta tenaga terampil yang salah satunya lahir dari gemblengan akademisi di lingkup politeknik. Itu melatarbelakangi Kemendikbud intens melakukan ‘distribusi’ perguruan tinggi unggul di daerah-daerah. Salah satunya, penegerian Politeknik Madiun terhitung sejak 30 Oktober 2012 lalu.
TAHUN 2030, Indonesia ditargetkan pertumbuhan ekonominya menyusul Amerika, China dan India. Tapi, mewujudkan target itu, dibutuhkan sedikitnya 130 juta tenaga terampil yang salah satunya lahir dari gemblengan akademisi di lingkup politeknik. Itu melatarbelakangi Kemendikbud intens melakukan ‘distribusi’ perguruan tinggi unggul di daerah-daerah. Salah satunya, penegerian Politeknik Madiun terhitung sejak 30 Oktober 2012 lalu.
Mendikbud Mohammad Nuh usai peresmian
Politeknik Negeri Madiun menjelaskan, selama ini pusat unggulan
pendidikan di Jawa Timur hanya Malang dan Surabaya. ‘’Ke depan daerah
juga harus bisa menelurkan mahasiswa berkualitas,’’ katanya kepada Jawa
Pos Radar Madiun.
Nuh menambahkan, Politeknik Negeri
Madiun adalah satu di antara tiga poltek negeri yang berlokasi di daerah
pinggiran Jawa Timur. Sebelumnya, Kemendikbud meresmikan Politeknik
Negeri di Banyuwangi dan Sampang. Hingga kini, tercatat ada 32
politeknik negeri di Indonesia. ‘’Tidak hanya mahasiswanya, kualitas
dosen juga harus ditingkatkan,’’ tambahnya.
Mantan rektor ITS itu menuturkan,
lulusan yang akan meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi kini
tidak perlu harus ke kota besar seperti Malang, Surabaya, Jogjakarta,
Solo dan Jakarta. ‘’Sekarang kan akses mendapatkan pendidikan
berkualitas jadi lebih mudah, tidak harus keluar Madiun,’’ katanya.
Menurutnya, penegerian poltek juga menambah rasa percaya diri atau self
confidence terhadap mahasiswa serta masyarakat.
Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM)
Budi Tjahjono menjelaskan, distribusi perguruan tinggi berkualitas di
daerah dapat dimaksimalkan dengan memperluas kerjasama antarlembaga.
Misalnya, dengan sejumlah BUMN di Madiun dan sekitarnya. ‘’Kami siap
menjadi lembaga pendidikan research center. Kami akan berkoordinasi
dengan perusahan, sekaligus menanyakan apa yang mereka butuhkan,’’
paparnya.
Selanjutnya, mantan Direktur Politeknik
Negeri Malang itu akan mengkaji kurikulum. Bukan tidak mungkin,
lanjutnya, akan dilakukan perubahan menyesuaikan kebutuhan pasar
sekaligus upaya peningkatan kualitas SDM. ‘’Dosen mereka juga harus
mampu mengikuti situasi, harus berkompeten,’’ tambahnya.
Salah satu langkahnya, mengikutsertakan
dosen dalam berbagai program pelatihan untuk menunjang kemampuan mereka.
‘’Jangan lama-lama, dosen-dosen berkualitas harus segera disiapkan,’’
tegasnya.
Sumber: Radarmadiun.info
Sumber: Radarmadiun.info
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :





