Tren Baru : Rentenir Berkedok Koperasi
Madiun, News, Patroli, perekonomian, Utama 07.11
MADIUN - Praktek rentenir di wilayah Madiun kian marak. Hampir di setiap warung menjadi sasaran para pegawai koperasi yang berpraktek rentenir ini.
Dalam sehari, bisa lebih dari satu yang
setiap hari menagih cicilan di warung-warung ini. Seperti yang dialami
Parlan, salah satu pemilik warung. Menurutnya, ia memiliki dua pinjaman
di dua koperasi. Ia sendiri tak pernah mendaftarkan diri sebagai
anggota.
Bahkan dia juga mengaku lupa nama
koperasinya. Hanya saja, setiap hari ada seseorang yang datang menagih
Rp 6.000 rupiah per hari. Ini untuk membayar cicilan koperasi sebesar Rp
500.000.
“Awalnya dia datang menawarkan pinjaman.
Karena hanya menyerahkan foto kopian KTP maka saya manut aja,” ujarnya.
Apalagi, ia membutuhkan uang untuk modal warungnya. “Saya ada dua
koperasi,” ujarnya.
Sedang hutang koperasi lainnya, yakni
sebesar Rp 1.000.000. Ia mendapat hutang sebesar Rp 1.000.000 ini karena
sebelumnya pernah hutang dan sudah lunas.
Ia katakan, hutang Rp 1.000.000 itu
dipotong Rp 100.000 sehingga ia hanya menerima Rp 900.000. Potongan awal
itu Rp 40.000 untuk biaya administrasi, Rp 60.000 untuk tabungan yang
bisa diambil saat hutang telah lunas.
Untuk membayar cicilan, setiap minggunya
ia membayar Rp 110.000 selama 12 kali. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas
Koperasi, perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata (Diskoperindag dan
Par) Pemkab Madiun, Tontro Pahwanto menyatakan, pihaknya sudah banyak
melakukan tindakan untuk memberantas rentenir berkedok koperasi ini.
“Hanya saja, banyak warga yang masih berhubungan dengan koperasi abal-abal ini karena alasan tak mau ribet,” katanya.
Dikutip : KediriOnline.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
