204 Balita di Madiun Kurang Gizi
Kesehatan, Madiun, News 07.12
Madiun - Sebanyak 204 balita di Kota Madiun, Jawa Timur, pada 2012
menderita kurang gizi yang disebabkan berbagai faktor utamanya faktor
rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 balita di antaranya termasuk dalam kategori gizi buruk. Sedangkan sisanya, sebanyak 144 balita masuk dalam kategori kurang gizi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun, dr. Agung Sulistya Wardani, Kamis.
Menurut dia, balita-balita yang termasuk dalam kategori kurang gizi dan gizi buruk tersebut, tersebar di beberapa kelurahan dari tiga kecamatan yang ada di Kota Madiun. Mereka dalam pengawasan ketat petugas puskesmas dan posyandu setempat.
"Setelah diberikan perawatan dan pengawasan ketat, hingga akhir Februari 2013, kami berhasil menghapus kasus balita yang menderita kurang gizi. Sedangkan kasus gizi buruk menurun hingga menjadi 31 balita," terang Wardani.
Ia menjelaskan, kasus kurang gizi dan gizi buruk tersebut ditemukan saat para balita itu diperiksa di puskesmas setempat. Kondisi kesehatannya saat diperiksa telah memasuki garis merah, sehingga perlu segera diobati agar tidak semakin parah dan terserang penyakit penyerta.
Dinas Kesehatan Kota Madiun terus berupaya agar rasio balita gizi buruk di wilayah setempat menurun. Adapun rasio balita gizi buruk di Kota Madiun pada tahun 2010 sebesar 0,42 persen dari total balita yang ada dan tahun 2011 sebesar 0,37 persen.
Wardani menambahkan, gizi buruk dan kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Namun, mayoritas dari temuan kasus di Kota Madiun disebabkan oleh tingkat ekonomi dari keluarga balita. Faktor ekonomi keluarga yang rendah sangat berpengaruh pada asupan gizi yang diberikan.
"Selain itu juga karena kesalahan pola asuh. Kasus gizi buruk di perkotaan lebih disebabkan karena kesibukan kegiatan warga sehingga keaktifan ke posyandu rendah," tuturnya.
Untuk itu, saat ini pihaknya lebih gencar lagi dalam memaksimalkan fungsi posyandu yang sangat berperan dalam memantau perkembangan kesehatan balita. Pihaknya juga akan menugaskan para petugas kesehatan di puskesmas dan kader posyandu untuk turun langsung ke lapangan guna mendata, memantau, dan memberikan penyuluhan kesehatan balita di Madiun.
Disamping itu, Dinas Kesehatan setempat juga sedang gencar menjalankan program makanan tambahan (PMT) dan susu yang diberikan secara gratis bagi balita di Kota Madiun.
Dikutip : ANTARA Jatim
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 balita di antaranya termasuk dalam kategori gizi buruk. Sedangkan sisanya, sebanyak 144 balita masuk dalam kategori kurang gizi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun, dr. Agung Sulistya Wardani, Kamis.
Menurut dia, balita-balita yang termasuk dalam kategori kurang gizi dan gizi buruk tersebut, tersebar di beberapa kelurahan dari tiga kecamatan yang ada di Kota Madiun. Mereka dalam pengawasan ketat petugas puskesmas dan posyandu setempat.
"Setelah diberikan perawatan dan pengawasan ketat, hingga akhir Februari 2013, kami berhasil menghapus kasus balita yang menderita kurang gizi. Sedangkan kasus gizi buruk menurun hingga menjadi 31 balita," terang Wardani.
Ia menjelaskan, kasus kurang gizi dan gizi buruk tersebut ditemukan saat para balita itu diperiksa di puskesmas setempat. Kondisi kesehatannya saat diperiksa telah memasuki garis merah, sehingga perlu segera diobati agar tidak semakin parah dan terserang penyakit penyerta.
Dinas Kesehatan Kota Madiun terus berupaya agar rasio balita gizi buruk di wilayah setempat menurun. Adapun rasio balita gizi buruk di Kota Madiun pada tahun 2010 sebesar 0,42 persen dari total balita yang ada dan tahun 2011 sebesar 0,37 persen.
Wardani menambahkan, gizi buruk dan kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Namun, mayoritas dari temuan kasus di Kota Madiun disebabkan oleh tingkat ekonomi dari keluarga balita. Faktor ekonomi keluarga yang rendah sangat berpengaruh pada asupan gizi yang diberikan.
"Selain itu juga karena kesalahan pola asuh. Kasus gizi buruk di perkotaan lebih disebabkan karena kesibukan kegiatan warga sehingga keaktifan ke posyandu rendah," tuturnya.
Untuk itu, saat ini pihaknya lebih gencar lagi dalam memaksimalkan fungsi posyandu yang sangat berperan dalam memantau perkembangan kesehatan balita. Pihaknya juga akan menugaskan para petugas kesehatan di puskesmas dan kader posyandu untuk turun langsung ke lapangan guna mendata, memantau, dan memberikan penyuluhan kesehatan balita di Madiun.
Disamping itu, Dinas Kesehatan setempat juga sedang gencar menjalankan program makanan tambahan (PMT) dan susu yang diberikan secara gratis bagi balita di Kota Madiun.
Dikutip : ANTARA Jatim
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :